Luna, Satrya, Olive, Bondan dan Meta sedang duduk bergerombol bersama.
Mereka mengobrol, bernyanyi sambil sesekali tertawa lantang, saling menjahili
satu sama lain. Sungguh seperti sebuah keluarga yang harmonis. Karena merasa iri
hati, Lexa dan Tita yang tak mempunyai banyak teman datang untuk mengacaukan
suasana.
Lexa : “Idih…!! suara pas-pasan aja sok mau nyanyi!”
Bondan : “Suka-suka dong! Kayak suara
kamu aja yang paling enak!"
Semua anak di tempat itu tertawa keras, kecuali Lexa dan Tita yang rautnya
berubah menjadi tak karuan. Bondan dan kawan-kawannya pun melanjutkan lagi obrolan
mereka tanpa menghiraukan Lexa dan Tita.
*Lexa dan Tita pergi meninggalkn tempat dengan wajah berlipat*
Bondan : “Hmm.. sorry fren,
aku balik duluan ya? Ada janji buat
latihan, maklum mau ada konser amal
kecil-kecilan gitu..”
Meta : “Duh, sibuknya! Ya udah
buruan berangkat, ati-ati!”
Olive : “Waduh.. panggilan alam nih, aku ke toilet dulu
yah..?
Luna : “Hmm dasar gak
berubah.. haha..”
Meta : “Biasa, Na. Kalo nggak gitu, bukan Olive
namanya,”
Luna : “Eh, haus nih.. minum
es enak kali ya??”
Satrya : “Iya juga ya. Oke kalo gitu
aku beli es dulu ya, tunggu di
sini aja sama Meta,”
Meta : “Na.. sebenernya beberapa bulan ini ada yang beda dari
aku, aku udah nggak bisa nyembunyiin ini semua. Dan
menurutku cuma kamu yang
bisa jaga rahasia ini.”
Luna : “Rahasia? Cerita aja,
Ta.. kita kan temenan udah lama.
Lagian aku udah siap kok buat jadi pendengar
yang baik,”
Tanpa mereka sadari, Satrya berdiri di kejauhan dengan beberapa bungkus es
di tangannya. Satrya melihat Luna dan Meta sedang asyik bercerita, dan
mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka. Ia melamun. Dan saat tersadar
dari lamunannya, ia menuju Meta dan Luna, dan tersentak ia terkejut mendengar
ucapan Meta.
Meta : “Aku.. su—ka Bondan!!” (dengan terbata-bata)
Satrya : “Hah..?! Meta suka
Bondan??” (berkata lirih)
Olive
: “Hah?!” (ucapan Meta yang
membuatnya kesal)
Luna
: “Eh, kalian udah pada balik!”
Olive : “Ta.. serius
kamu suka Bondan??”
Meta : “Hmm.. ngomong
apa sih, kamu..? (pura-pura tidak tahu)
Olive : “Halah..!! gak
usah bo’ong deh.. aku denger kok!”
Luna : “Kamu salah
denger, kali?” (berusaha menengahi)
Olive : “Ta, kayaknya kamu juga
harus tahu! Aku suka sama
Bondan udah lama banget, kamu nggak boleh gitu dong!!
Kayak nggak ada
yang lain aja?!”
Satrya : “Heh udah diem
semua!!”
Meta : “Oh gitu
ya?! Berarti kamu tuh yang ngerebut gebetan
temen sendiri, kamu aja
yang naksir
ama cowok laen,
ngapain pake nyuruh aku??”
*Keadaan semakin parah karena tidak ada yang mau mengalah.*
Luna : “Udah, jangan bertengkar
cuma gara-gara masalah cowok!”
Satrya : “Kita udah temenan lama,
jangan sampai semua rusak
cuma karena masalah sepele kayak gini!”
*Olive meninggalkan
teman-temannya dan pergi menyendiri*
Sialnya, dua orang yang sangat membenci Bondan cs mengetahui perkara ini.
Alexa memanfaatkan keadaan ini untuk menghancurkan persahabatan mereka berlima.
Dengan satu-satunya teman setia yaitu Tita, mereka mempengaruhi Olive supaya
memusuhi dan membenci semua sahabatnya itu.
*Olive duduk termenung, sendiri, dan terdiam*
Alexa : “Ehm.. kok cemberut
sih??” (berusaha menarik simpati)
Tita : “Ada masalah ya,
Liv?”
Olive : “Katanya sahabat,
masak harus naksir cowok yang sama?!
Lexa : “Sabar aja deh. Mending
sementara nggak usah temenan
deh sama mereka. Nanti kan jadi saingan yang nggak
sehat!”
Tita : “Iya, bener tuh,”
(meyakinkan Olive)
Olive : “Gitu, ya..?”
Lexa : “Gini, mending mulai
sekarang kamu gabung ama
kita berdua. Nanti kita akan bantu kamu ngalahin
si
Meta gingsul itu!”
Tita : “Iya, bener, Liv.
Kita bela kamu kok”
Olive : “Emang boleh..??”
Tita & Lexa : “Ya boleh, lah!!”
*Olive hanya tersenyum, entah benar / tidak keputusannya ini, dia tidak
begitu peduli.*
Di sisi lain, keadaan rumah tangga orang tua Luna sedang dilanda
pertengkaran hebat. Papanya yang selalu marah-marah bersikap keras dan memukul
Mama Luna. Sementara itu Aldo, adik Luna hanya bisa diam tanpa mengerti apa
yang sebenarnya terjadi.
Papa Pratama : “Kamu ini bisanya bikin susah suami aja!!”
Mama Mey : “Aku
salah apa, Pa..??”
Papa Pratama : “Kerjaan kamu seharian
cuma shopping, arisan,
ngumpul sama temen-temen. Nggak pernah ada
di rumah. Liat
ni anak kamu jadi nggak keurus!”
Mama Mey : “Tapi Papa juga sibuk sendiri
sama klien-klien di
kantor. Nggak peduli sama istri dan anak-anak!!”
Papa Pratama : Plaak..!! *tmparan keras singgah di
wajah Mama Mey*
Aldo : “Ma, Papa kok mukul-mukul Mama..?”
*Mama Mey menangis. Luna datang dan terkejut
melihat semuanya*
Luna
: “Mama…?!” (datang memeluk Mama Mey)
Keesokan harinya.. Satrya
menceritakan semua yang terjadi kemarin antara Meta dan Olive.
Satrya :
“Menurutku kamu hrus cepet bikin keputusan. Kasih
kepastian buat mereka berdua.
Aku nggak mau mereka
bertengkar terlalu lama.”
Bondan :
“Oke, oke..! aku bakal berusaha jelasin semuanya biar
mereka nggak bertengkar
sia-sia,”
Bondan pun berusaha menemui Meta dan Olive hari itu juga. Namun sayang,
hanya Meta yang mau menerima keputusan Bondan, sedangkan Olive lebih memilih
menghindarinya.
Bondan : “Ta, bener kamu suka aku?”
Meta : “Satrya nggak bohong kok soal yang kemarin itu!”
Bondan :
“Gini, Ta. Sebelumnya aku minta maaf. Soalnya gara-
gara aku kamu jadi tengkar
ama Olive. Bukannya apa-
apa, tapi buat waktu dekat ini aku lagi nggak pengen
mikirin cewek. Aku masih mau serius di dunia musikku,”
Meta : “Oke. Aku ngerti kok. Cuma kayaknya sekarang Olive
udah terlanjur
terpengaruh sama Alexa. Kayaknya bakal
sulit buat ngembaliin dia kayak dulu
lagi,”
*Olive, Lexa, dan
Tita berjalan melewati Bondan dan Meta, namun bersikap tidak peduli)
Bondan : “Olive?”
Olive
: (berjalan terus tanpa henti)
Mendekati Aldo adalah salah satu cara yang dipakai Satrya untuk menarik
perhatian Luna. Hari ini pun Satrya akan mengunjungi rumah Luna. Dan di
perjalanannya menuju rumah Luna, ia melihat Aldo tergeletak tak sadarkan diri
di pinggir jalan. Sepertinya ia menjadi korban tabrak lari. Cepat-cepat Satrya
membawa Aldo ke Rumah Sakit. Sesampainya di Rumah Sakit…
Satrya :
“Halo, Luna? Adek kamu di RS. Dia habis ketabrak
kendaraan, cepetan kamu ke
Rumah Sakit—mm,
Cempaka Husada,”
Luna : “Hah, sekarang keadaannya gimana?!” (panik)
Satrya :
“Tenang aja, yang penting sekarang cepetan ke
sini! Jangan lupa
bilangin Mama dan Papamu!”
*Tak lama kemudian
Luna datang sambil berlari tergesa-gesa*
Luna : “Ya ampun…. Aldo!!”
(begitu melihat Aldo)
Satrya : “Dokter
udah periksa dia, katanya luka di
kepalanya itu nggak terlalu parah, kok,”
Luna : “Syukur deh kalo gitu..”
Satrya :
“Hmm.. aku ke toilet dulu ya. Kamu di sini aja
jagain Aldo sambil nunggu ortumu
dateng,”
Luna : “Iya, tapi jangan lama-lama. Aku takut sendirian di sini,”
Satrya :
“Oke,”
Saat Satrya berada di toilet, dia ingat akan teman-temannya yang pasti juga
harus diberitahu tentang ini. Tanpa menunggu lagi, Satrya segera menelepon Meta
dan Bondan. Setelah
selesai memberitahu mereka, Satrya keluar dari toilet dan hendak berjalan
kembali ke ruang rawat. Saat ia berjalan, tiba-tiba bahunya tertabrak dengan
bahu seseorang. Betapa kagetnya Satrya saat melihat ternyata bahu yang ia
tabrak adalah bahu Olive.
Olive : “Aduuh…!” (sambil memegangi
bahunya)
Satrya : “Oh,
maaf, maaf.. Nggak sengaja, lagi buru-buru,”
Olive :
“Iya, iya. Nggak apa-apa kok,”
Satrya : “..
lho? Olive?? Ngapain kamu di sini..?”
Olive :
“Eh, Satrya.. Iya, aku habis nganterin Mama check up,
tapi aku ada perlu, jadi
Mamaku pulang duluan.
Terus.. kamu sendiri nagapain di sini?”
Satrya : “Ini,
Aldo adiknya Luna ketabrak, sekarang lagi
dirawat di kamar 555. Ini aku lagi
nungguin Bondan
ama Meta dateng,”
Olive :
“Oh…”
Satrya : “Kamu
masih marah sama Meta? Sama kita juga?”
Olive :
“Ngg… nggak sih. Agak sebel aja. Emang kenapa?”
Satrya : “Liv, aku cuma
mau beritau, Alexa itu bukan orang yang
baik. Dia manfaatin keadaan kita yang
lagi retak ini
dengan menghasut kamu. Inget Liv, kita udah lama
sahabatan. Kita
semua tau siapa aja yang layak diajak
temenan. Dan Alexa nggak termasuk dalam
kategori itu.
Dia itu cuma mau ngehancurin kita aja..”
Olive :
“Tapi si Meta itu lho..” (memasang wajah kecut)
Satrya : “Bondan
udah jelasin ke Meta.
Dia ngerti kok, masa kamu nggak?"
Olive : “Gimana ya?? Iya sih, aku
liat Alexa itu nggak baik.”
Satrya :
(menunggu Olive sambil menatap matanya tajam)
Olive :”..
mungkin aku pikir aku minta maaf aja ya ama Meta…?”
Satrya : “Naah, gitu
dong! Ya udah, kamu ikut aku aja ke
kamarnya Aldo. Nanti kita tunggu Meta ama
Bondan
dateng,”
Olive : “Udah
deh. Eh.. tapi aku ke toilet dulu ya. Kamu jalan
aja duluan, ntar aku
nyusul kok.”
Satrya : “Oke, cepetan
ya!”
Sementara itu…
Mama Mey : “Aldo!! Anakku sayang,”
Papa Pratama : “Liat ini! Ngurus anak
aja nggak becus!!”
Mama Mey : “Ini juga salah
Papa! Selalu sibuk sampai nggak
punya waktu buat nemenin Aldo main!”
Luna : “Udah berhenti..!! Mama sama Papa kelakuannya
sama saja! Aldo
lagi sakit masih aja bertengkar, Luna
capek! Masalah itu
gak bakal selesai kalau nggak
diselesaiin baik-baik.. Yang ada kejadian malah
tambah berantakan, coba deh Papa sama Mama
ngertiin aku sama Aldo. Kita nggak
pengen Papa-Mama
bertengkar terus!
Aldo : “Mama.. Papa.. Kak Luna..” (tersadar dari pingsannya)
Papa Pratama : “Mama.. Aldo.. Luna..
Papa minta maaf ya? Papa
janji bakal nyediain waktu buat ngumpul bareng-
bareng
kalian semua. Papa sadar selama ini Papa
terlalu sibuk di kantor,”
Aldo : “Iya.. kita semua maafin Papa! Tapi Papa
janji ya gak boleh mukul Mama
lagi..?”
Papa Pratama : “Iya,” (memeluk istri
dan anak-anaknya)
Kemudian, Satrya telah kembali dari toilet, bersamaan dengan Meta dan
Bondan yang baru datang. Tak lama kemudian, Olive mengetuk pintu..
Olive : “Ehm.. aku boleh masuk, kan?” (sedikit ragu)
Aldo : “Eh, Kak Olive. Nggak
papa masuk aja, Kak!”
Oliv : “Sebenernya..
selain mau jenguk Aldo, aku dateng
juga untuk minta maaf atas semua kesalahanku
sama kalian
selama ini. Satrya udah jelasin semua ke aku. Kalian mau,
kan,
maafin aku..?”
Meta : Aku juga minta maaf
udah ngomong kasar ke kamu.
Maafin aku juga, ya?”
Bondan : “Nah, kalau gini kan lebih
enak, ya kan, Fren??”
Satrya : “Aku juga seneng kalo kita
semua akur lagi kayak dulu,”
Luna : “Makanya, laen kali kalo mau
naksir cowok nggak usah
pake acara kompakan..!”
Semua : (tertawa bersama-sama)
Tita : “Eh, sorry kalo
ganggu. Sebelumnya aku mau minta maaf
sama kalian. Selama ini aku salah pilih temen.
Aku sadar
Lexa cuma manfaatin aku aja. Kalian mau, kan, nerima
aku
jadi teman kalian??”
Semua : “Ya boleh, lah!!”
Sesaat kemudian, handphone Tita berdering nyaring, mengejutkan semua orang…
Terkejutlah semua orang dalam ruangan itu saat mendengar berita bahwa Alexa
mengalami kecelakaan!
Meta : “Lho kok..?!”
Bondan : “Terus keadaannya gimana
sekarang..?”
Olive : “Di Rumah Sakit
mana?”
Luna : “Parah apa nggak?”
Aldo : “Alexa itu
siapa…?”
Tita : (hanya diam
mendengarkan semua pertanyaan itu)
Satrya : “Gini aja. Sekarang biar
Tita ceritain semua yang
dia tahu tentang keadaan Alexa sekarang,”
Aldo : “Iya, ayo cerita.
Aldo juga pengen tahu!”
Tita hanya diam. Dia masih shock dengan
banjir pertanyaan barusan.
Olive : “Titaaa ??”
Tita : “Hmm.. jadi
gini, sekitar satu jam yang lalu Lexa
ceritanya mau ke sini. Dan tadi berita
dari rumah
sakit bilang kalo Lexa ditemuin jatuh di
perempatan deket sini.
Katanya dia cukup kritis,”
Meta : “Rumah Sakit
mana?”
Tita : “Emm, Cempaka
apaa gitu, lupa aku—”
Bondan : “Cempaka Husada, Ta?”
Tita : “Nah itu! Bener!”
Bondan : “Ya ampun Taaa, itu kan Rumah
Sakit ini! Ayo ayo
kita tanya ruangan mana!”
Olive : “Ya udah, sekarang
kita bareng-bareng nyari. Om, tante,
kita semua permisi dulu yah!!”
*Dan tak lama kemudian mereka semua tiba di
ruangan tempat Alexa dirawat*
Tita : “Lexa…
kamu nggak apa-apa kan?”
Alexa : “Aku udah agak
mendingan kok.. makasih ya kalian
semua udah mau jenguk aku..”
Meta : “Ya..
walaupun kita masih agak kesel ama kamu,”
Bondan : “Udahlah.. yang kemaren nggak usah diungkit-ungkit lagi!”
Alexa : “Hhm, aku minta
maaf yah, selama ini aku banyak banget
salah ama kalian. Mau kan, maafin aku??”
Meta : “Iya, kita
mau kok maafin kamu! Tapi ada syaratnya, lho!”
Alexa : “Apa syaratnya?”
Meta : “Kalo kamu
udah sembuh, traktir kita makan!!”
Luna : “Eitz.. satu lagi, adek aku juga diajak
yah?” (merayu)
Semua : (tertawa bersama-sama)