Apa itu apresiasi sastra? Istilah
apresiasi muncul dari kata appreciate (Bahasa
Inggris), yang berarti menghargai, sehingga dapat disimpulkan bahwa apresiasi
sastra diartikan sebagai kegiatan menghargai sastra. Disick (dalam Herman J.
Waluyo, 2002: 45) mengatakan ada 4 tingkatan apresiasi, yaitu :
a. Tingkat menggemari
Seseorang yang baru sampai pada tingkat menggemari, memiliki keterlibatan
batin yang belum kuat. Orang tersebut baru terlibat dalam kegiatan yang berkaitan
dengan drama. Contohnya ia akan senang membaca cerita drama dan jika ada acara pementasan
drama, ia akan menyediakan waktu untuk menontonnya.
b. Tingkat menikmati
Keterlibatan batin pembaca atau penonton terhadap drama sudah
lebih mendalam. Contohnya jika seseorang ikut merasakan kesedihan, kebahagiaan,
perasaan terharu, bahkan sampai menangis karena hanyut dalam peran yang
dimainkan tokoh dalam drama.
c. Tingkat mereaksi
Sikap kritis terhadap drama lebih menonjol karena seseorang telah
mampu menafsirkan dan menilai baik-buruknya sebuah drama. Penafsiran drama
menyatakan pemahaman drama dan menunjukkan di mana letak pemahaman tersebut. Artinya,
jika seseorang dapat menyatakan kekurangan suatu drama, orang tersebut akan
mampu menunjukkan di mana letak kekurangan tersebut.
d. Tingkat produktif
Dalam hal ini, apresiator drama mampu menghasilkan,
mengkritik, dan membuat resensi terhadap sebuah drama secara tertulis. Dengan
kata lain, ada produk yang dihasilkan oleh seseorang yang berkaitan dengan
drama yang dibaca atau ditontonnya.
Kesimpulan : bahwa apresiasi drama adalah
suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga membuat orang
tersebut mampu memahami drama secara mendalam dan mampu memahami nilai-nilai
yang terkandung dalam drama tersebut.
0 comments:
Post a Comment