Tuesday, October 2, 2012

Drama Bukan Sekedar Pementasan


Konsep Dasar Drama sebagai Karya Sastra
Sebuah drama diciptakan selain bertujuan untuk menghibur juga memberikan kegunaan kepada pembaca (jika drama tersebut ditulis) dan kepada penonton (jika drama tersebut dipentaskan). Akan tetapi, kritik teks drama sebagai bagian dari sastra tidak begitu menarik di kalangan masyarakat. Masyarakat cenderung lebih fokus terhadap pemikirannya bahwa drama merupakan suatu pertunjukkan akting atau seni lakon. Hal ini disebabkan karena pada saat menonton suatu pertunjukkan drama, masyarakat tidak dibekali dengan pembacaan teks drama tersebut terlebih dahulu. Padahal, sesungguhnya drama memiliki 2 dimensi, yaitu Dimensi Sastra dan Dimensi Pemanggungan

Dalam sebuah drama, suatu babak dibagi-bagi dalam beberapa adegan. Suatu adegan ialah bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa yang berhubungan dengan datang atau perginya tokoh-tokoh cerita dalam drama. Hal inilah yang mendasari drama memiliki dimensi pemanggungan.

Lantas, mengapa drama disebut sebagai sebuah karya sastra?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, drama memiliki dimensi sastra. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena drama memiliki sebuah bagian terpenting dan menjadi dasar yang membedakannya dengan jenis fiksi lain, yaitu DIALOG. Dialog adalah bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antar tokoh dalam drama. Tanpa adanya dialog, suatu karya sastra tidak dapat digolongkan ke dalam karya sastra.
Jadi, sudah jelas bahwa drama bukan sekedar pementasan belaka, karena drama juga merupakan sebuah karya sastra.

0 comments:

Post a Comment